- Back to Home »
- SundayMotivation »
- Sunday Motivation #3: "CEO Google dan Kecoa"
Posted by : Unknown
Minggu, 27 September 2015
CEO Google
memiliki kisah inspiratif tentang kecoa. Ah masa iya sih! Kecoa yang
menjijikkan itu? Yap.betul! Kecoa yang lantas mengubah banyak hal dari dirinya
tentang bagaimana memandang setiap tantangan dalam kehidupan.
Nama Sundar
Pichai kini mulai banyak dikenal orang ketika menjabat pimpinan tertinggi
raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun
1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu
berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang
sukses yakni browser Chrome, Chrome OS, dan Chromebook.
Sundar Pichai
memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah
kisah inspiratif dari pidato yang indah oleh Sundar Pichai – seorang Alumni
IIT-MIT dan mantan Global Head dari Google Chrome. Apa isi pidato tersebut?
Sundar Pichai
berpidato tentang kecoa. Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan.
Begini ceritanya...
“Di sebuah restoran,
seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang
wanita. Dia mulai berteriak ketakutan. Dengan wajah yang panik dan suara
gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk
menyingkirkan kecoa tersebut. Reaksinya menular, karena semua orang di
kelompoknya juga menjadi panik. Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa
tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok. Sekarang,
giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama. Pelayan
bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka. Dalam sesi saling lempar
tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan. Pelayan berdiri kokoh,
menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya. Ketika dia cukup
percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya
keluar dari restoran.
Menyeruput
kopi dan menonton hiburan itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran
dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku
heboh mereka? Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?
Dia menangani
peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun. So, para
hadirin..” CEO dari India ini kemudian bertanya:
“Lalu apa yang
bisa saya dapat dari kejadian tadi?”
Ia melanjutkan
pidatonya..
“Dari tempat
saya duduk, saya berpikir.. Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita
pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa? Berarti jelas bukan karena
kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan.
Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat
suasana cafe jadi kacau. Kecoa memang menjijikkan. Tapi ia akan tetap seperti
itu selamanya. Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan. Begitupun
juga dengan masalah. Atau macet dijalanan, atau istri yang cerewet, teman yang
berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang
ketat, tetangga yang mengganggu, dsb. Sampai kapanpun semua itu tidak akan
pernah menyenangkan. Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan
kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian.
Yang
mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk
mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.
Disitu saya
menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya
yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang
disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya.
Bukanlah
kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya
untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya.
Reaksi saya
terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup
saya, melebihi dari masalah itu sendiri.”
Apa hikmah
dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?
Kita mengerti,
kita tidak harus bereaksi dalam hidup. Akan lebih baik kita harus selalu
merespon. Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon. Reaksi selalu
naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik. Sebuah cara yang indah
untuk memahami ………… HIDUP. Orang yang BAHAGIA bukan karena Semuanya berjalan dengan
benar dalam Kehidupannya. Dia BAHAGIA karena Sikapnya dalam menanggapi Segala
sesuatu di Kehidupannya Benar! Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari
sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.
Apakah kita
juga sama memandang kecoa (baca:masalah) dalam hidup ini?
Sumber: shared on group by Valeri M.P